Minggu, 22 April 2018
Minggu, 15 April 2018
Kamis, 12 April 2018
DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW DI MADINAH
1.Peristiwa Hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah
Hijrah
dalam Islam memiliki dua pengertian. Yang pertama yaitu meninggalkan
segala macam perbuatan yang dilarang dan dimurkai Allah Swt. Yang kedua adalah
berpindah dari suatu negeri ke negeri lain karena di negeri asalnya umat
Islam selalu mendapat tekanan, ancaman, dan kekerasan, sehingga tidak memiliki
kebebasan dalam berdakwah dan beribadah. Berpindah ke negeri lain tersebut
untuk memperoleh keamanan dan kebebasan dalam berdakwah dan beribadah. Hijrah tersebut
seperti yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi
Wassalam dan para sahabatnya dalam rangka menyelamatkan iman dan Islam serta
membangun peradaban baru di tempat baru yaitu dari Mekkah ke Madinah.
Setelah Nabi Muhammad saw berdakwah secara terang-terangan,
hantaman dan siksaan dari kafir Quraisy mulai meningkat. Kaum kafir Quraisy
tidak senang melihat Islam makin berkembang. Mereka terus menerus memusuhi umat
Islam dengan cara mengancam, menyiksa dan menghina. Berbagai cara dilakukan kafir
Quraisy agar Nabi tidak meneruskan dakwahnya. Usaha-usaha pembunuhan terhadap
Nabi dan pengikutnya terus digalakkan. Melihat keadaan itu, Nabi Muhammad SAW
berpendapat bahwa Makkah tidak dapat lagi diandalkan sebagai pusat dakwah
Islam.
Demi keselamatan Rasulullah dan umat Islam, Allah Swt
memerintahkan Nabi untuk hijrah ke Madinah. Maka, Nabi pun melaksanakan Hijrah
ke Madinah. Rencana hijrah Nabi Muhammad saw didengar oleh kafir Quraisy.
Kaum Quraisy pun akhirnya merencanakan pembunuhan terhadap Nabi. Namun, mereka
tidak berhasil, karena Rasulullah sudah pergi terlebih dahulu.
2.Fase Perjalanan Hijrah Nabi
Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah
Dalam perjalanan hijrah Nabi Muhammad Saw melalui beberapa fase
atau tahapan. Perjalanan hijrah dimulai pada tanggal 26 Safar, ditengah malam
buta Nabi Muhammad Saw keluar rumah tanpa diketahui para pengepung dari
kalangan Quraisy. Pada saat itu Ali bin Abi Thalib diminta untuk menggantikan
posisi nabi Muhammad Saw ditempat tidur untuk mengelabui kaum
Quraisy. Nabi Muhammad Saw menemui Abu Bakar untuk keluar dari Mekkah dan
keduanya sempat bersembunyi di Gua Tsur yang berdekatan dengan Mekkah selama
tiga hari tiga malam. Kemudian pada tanggal 1 Rabiul Awal Nabi Muhammad Saw
mulai meninggalkan Mekkah untuk melanjutkan perjalanan ke Madinah yang penuh
liku-liku.
Di tengah perjalanan menuju Madinah, Rasulullah Saw singgah
di Quba’, sebuah desa yang terletak dua mil di selatan Madinah. Di sana beliau
membangun sebuah masjid dan diberi nama Masjid Quba. Masjid ini menjadi masjid
pertama dalam sejarah Islam. Perjalanan lalu dilanjutkan dan Nabi Muhammad Saw
dan Abu Bakar tiba di Madinah pada tanggal 12 Rabiul Awal. Kedatangan beliau
telah dinanti-nanti masyarakat Madinah dan sambut oleh warga Madinah dengan
penuh suka cita diiringi dengan sya’ir penyambutan yang sangat populer di masyarakat
kita, yaitu “Thola’al Badru ‘Alaina”.
Perjuangan Nabi Muhammad SAW di Madinah
Perjuangan Nabi Muhammad SAW di Madinah
Sejak hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad SAW dan para sahabat selalu berdakwah kepada penduduk Madinah tanpa mengenal lelah dan putus asa. Dakwah Rasulullah SAW ditujukan kepada orang-orang yang sudah masuk Islam (umat Islam) dan orang-orang yang belum masuk Islam. Dakwah kepada umat Islam bertujuan agar mereka mengetahui seluruh ajaran Islam baik yang diturunkan di Mekah ataupun yang diturunkan di Madinah, kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka betul-betul menjadi umat yang bertakwa.
Sejak hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad SAW dan para sahabat selalu berdakwah kepada penduduk Madinah tanpa mengenal lelah dan putus asa. Dakwah Rasulullah SAW ditujukan kepada orang-orang yang sudah masuk Islam (umat Islam) dan orang-orang yang belum masuk Islam. Dakwah kepada umat Islam bertujuan agar mereka mengetahui seluruh ajaran Islam baik yang diturunkan di Mekah ataupun yang diturunkan di Madinah, kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka betul-betul menjadi umat yang bertakwa.
Selain itu, Rasulullah SAW dibantu oleh para sahabatnya melakukan
usaha-usaha nyata agar terwujud persaudaraan sesama umat Islam dan terbentuk
masyarakat madani di Madinah. Sedangkan dakwah yang ditujukan kepada
orang-orang yang belum masuk Islam bertujuan agar mereka bersedia menerima
Islam sebagai agamanya, mempelajari ajaran-ajarannya dan mengamalkannya,
sehingga mereka menjadi umat Islam yang senantiasa beriman dan beramal saleh,
yang berbahagia di dunia serta sejahtera di akhirat.
Strategi yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat dalam dakwah menyebarkan agama Islam antara lain:
Strategi yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat dalam dakwah menyebarkan agama Islam antara lain:
1. Membangun masjid sebagai pusat ibadah
dan dakwah
Membangun masjid ini merupakan usaha pertama Nabi Muhammad SAW dalam
membentuk masyarakat Islam Madinah. Masjid yang pertama dibangun Nabi di
Madinah adalah masjid Nabawi yang dibangun pada bulan Rabiulawal 1 Hijriah
(September 622 SM). Fungsi masjid di zaman Rosulullah SAW adalah sebagai
berikut :
2. Membangun ekonomi rakyat dengan
membangun pasar yang tidak jauh dari masjid.
Untuk membangun perekonomian rakyat sekaligus sebagai sarana dalam
menyebarkan ajaran Islam, Nabi Muhammad SAW dan para sahabat mendirikan pasar
yang lokasinya tidak jauh dari masjid Nabawi. Pasar yang dibangun dimaksudkan
sebagai langkah untuk mendidik umat bagaimana ajaran Islam mengatur roda
perekonomian dengan begitu adilnya. Pasar tersebut telah merubah sistem pasar
Yahudi yang ada pada saat itu. Dengan kehadiran pasar yang menganut sistem
perekonomian Islam disambut hangat oleh masyarakat Madinah karena mampu
menyuguhkan sistem perekonomian yang menguntungkan semua pihak, jauh dari riba
dan keserakahan. Pasar Madinah inilah yang kemudian menjadi urat nadi
perekonomian negara Islam yang pertama, yang berpusat di Madinah.
3.Mempersaudarakan Kaum
Muhajirin dan Anshar
Nabi Muhammad SAW dalam hijrahnya ke Madinah mempersaudarakan kaum
Muhajirin dan kaum Anshar. Kaum Muhajirin adalah orang-orang Islam dari kota
Mekkah yang juga ikut berhijrah ke Madinah bersama dengan Nabi Muhammad
SAW , sedangkan kaum Anshar adalah kaum yang menerima kedatangan umat Islam di
Madinah. Beliau mempersaudarakan kaum Muhajirin dan kaum Anshar agar mereka
dapat saling membantu dan mengasihi satu sama lain.
Kaum Muhajirin meninggalkan semua harta benda di kota Mekkah untuk hijrah
bersama nabi ke Madinah sehingga sangat membutuhkan bantuan dari kaum Anshar
untuk memulai hidup baru. Persaudaraan ini juga akan membentuk suatu
solidaritas antara kedua kaum tersebut yang nantinya sangat penting bagi
perjuangan umat Islam.
4. Piagam Madinah
Piagam Madinah ini merupakan produk Undang-undang hasil kompromi antara
umat Islam dengan non-Muslim di Madinah, yang digunakan sebagai dasar hidup dan
aturan yang harus dipatuhi bersama antar pihak yang terkait. Atas kesuksesan
ini, Piagam Madinah dijadikan sebagai Dasar Toleransi Beragama. Inilah yang
menginsipirasi umat Islam hari ini untuk tetap menjaga toleransi umat Beragama.
Meneladani Perjuangan Nabi Muhammad SAW di Madinah
Meneladani Perjuangan Nabi Muhammad SAW di
Madinah
Nabi Muhammad berdakwah dengan keteladanan. Sebelum beliau menyampaikan
sesuatu, maka beliau terlebih dahulu melaksanakanya. Jadi, disamping dakwah
dengan lisan, dakwah juga dilakukan dengan perbuatan, sikap, dan keteladanan
dalam kehidupan sehari-hari. Banyak sekali teladan yang dapat kita ambil dari
perjuangan nabi Muhammad selama berdakwah menyebarkan ajaran Islam di Madinah,
diantaranya:
a. Menciptakan jalinan persaudaraan
Dengan mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar, nabi Muhammad SAW
mengajarkan kepada kita bahwa sesama muslim itu seperti saudara. Seperti
dalam hadis nabi Muhammad SAW bersabda “Seorang muslim itu adalah saudara
muslim lainnya, dia tidak boleh menzaliminya dan menghinakannya. Barang siapa
yang membantu keperluan saudaranya, maka Allah akan memenuhi keperluannya.
Barang siapa yang melapangkan satu kesusahan seorang muslim, maka Allah akan
melapangkan satu kesusahan di antara kesusahan-kesusahan hari Kiamat nanti. Dan
barang siapa yang menutup aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya
pada hari Kiamat.” (HR. Muslim, 4677).
b.Toleransi antar umat beragama
Dengan mempersaudarakan antar umat Islam (Anshar dan Muhajirin), begitu
pula dengan umat non-Muslim dengan piagam Madinah, maka suasana Kota Madinah
menjadi kota yang aman, damai, dan penduduknya saling bekerjasama.
c.Semangat berjuang yang tak kenal lelah
Hijarah dari Kota Makkah ke Madinah yang dilakukan
oleh Rasulullah Muhammad saw adalah perjalanan yang sulit, bahkan mengancam
nyawa. Itu menunjukkan, Rasulullah saw adalah sosok yang hidupnya dipenuhi
dengan semangat juang yang tak kenal lelah.
Langganan:
Postingan (Atom)
PROFIL
NAMA : FITRI LIDHINILAH ALAMAT : PABEAN PADUKUHAN KERATON PEKALONGAN HOBI : MEMBACA KOMIK MOTTO : JADI...
-
Fikih from Kasih Yanti
-
Binatang halal dan haram from asih juarsih